Laman

Sabtu, 23 Maret 2013

A.Manusia dan Kebudayaan



A.Manusia dan Kebudayaan
  
Manusia

Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia).
manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan energi (ilmu fisika).
Merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan  mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ).  Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ). Dan lain sebagainya.

1. Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:

a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat                                                          diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.

b. Hayat; yaitu mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak

c. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara  spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi  pusat lahirnya kebudayaan.

d. Nafs; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri

2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung 3 unsur, yaitu:

a. Id.  Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.

b. Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.

c. Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego  menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
            
        Dari uraian diatas dapat mengkaji aspek tindakan manusia  dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali misalnya orang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibandingkan super-egonya. Atau seringkali aa kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dpat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri ) yang dimilikinya. Kesemuanya tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari  karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat.
   Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dasar itulah  para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni

Perubahan kebudayaan pada dasarnya tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.

Contoh studi kasusnya sebagai berikut :

Menyelamatkan Bukti Cinta di Gunung Padang

Dibangun ratusan hingga ribuan orang pada 2500-1500 tahun sebelum Masehi, situs megalitik punden berundak Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, hingga kini masih berdiri. Namun, tanpa perlindungan dan penataan, kawasan purba itu nyaris tanpa makna.      Lama tersembunyi di antara semak dan pepohonan besar, kemegahan situs Gunung Padang - sebagai bekas kawasan pemujaan kepada arwah nenek moyang yang dibangun dengan arsitektur dan tata ruang yang cermat - terungkap lewat penelitian yang dirintis Balai Arkeologi Nasional sejak 1979.

    Arkeolog Soejono mengatakan, berdasarkan penampilan fisik dan lokasinya, situs tersebut diduga dibangun kelompok masyarakat Austronesia. Alasannya, karena kesamaan dalam banyak segi kehidupan dengan kelompok-kelompok Austronesia lain yang menetap di kawasan bertalian Asia Tenggara-Pasifik-Madagaskar.

    Kesamaan itu, menurut Soejono, misalnya, fakta bahwa di bagian timur Mikronesia, tepatnya di Pulau Ponape, ditemukan peninggalan megalitik bernama Nan Madol yang memiliki 92 bangunan berundak yang tersusun dari batu-batu pilar besar mirip dengan batu-batu di Gunung Padang.

   



 Penerapan lain adalah penyusunan batu dengan sedikit rongga tanpa perekat, pembuatan 378 anak tangga tanpa mengubah kontur tanah, dan pemilihan tempat yang dilindungi Gunung Emped yang lebih tinggi untuk mengurangi tiupan angin kencang. ”Semuanya kemungkinan hanya menggunakan kayu atau bambu,” kata Purajatnika.

    Ahli geografi dari Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar, mengatakan, situs ini juga menorehkan perjalanan bangsa yang sangat menghormati arwah nenek moyang. Diperkirakan, ada ribuan orang yang terlibat dalam pembuatannya, mulai dari mencungkil batu dengan batu, membelah batu, mengangkut, hingga mengatur balok-balok batu. Dan, semuanya dilakukan secara sukarela. Konsep sukarela itu mirip dengan pembuatan kubur batu di Toraja.

    Peneliti utama dari Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri, menguatkan pendapat itu. Buktinya keberadaan sumur untuk menyucikan diri sebelum mendaki lima teras utama. Letaknya yang mengarah, bahkan satu garis lurus ke Gunung Gede, memperkuat dugaan akan sistem kepercayaan mereka di masa lalu. Gunung Gede lazim dijadikan patokan bangunan suci dan puncak tertinggi tempat tinggal para leluhur. ”Setiap teras melambangkan fase peribadatan dari teras terendah hingga tertinggi,” kata Lutfi yang meneliti situs sejak 1979..
.



http://tanahair.kompas.com/read/2012/03/04/21300728/Menyelamatkan.Bukti.Cinta.di.Gunung.Padang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar