Laman

Sabtu, 22 Maret 2014

Pengambilan Keputusan dalam Organisasi




Pengambilan keputusan dibutuhkan ketika kita meiliki masalah yang harus diselesaikan dengan memuaskan. Situasi masalah tersebut yang menjadi masukan pertama dalam sistem pembuatan keputusan. Pembuatan keputusan dengan pengetahuan, pengalaman, dan data yang diperoleh atau dikumpulkan berkaitan dengan masalah. Berikut beberapa pendapat sebagai dasar konseptual dalam memahami apa sebenarnya pengambilan keputusan dalam aktivitas manajemen pada sebuah organisasi

Pengambilan keputusan merupaka salah satu peranan manajer yang disebut peranan desisional (Winarda,1990).

Suatu keputusan ialah proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin (Sutisna,1985:149)

Bertolak dari defini diatas, suatu pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu keputusan atau tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu sistem tindakan karena ada beberapa komponen didalamnya. Menurut Pradjudi (1997:45), kerangka kerja yang ada dalam sistem pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1.Posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
2.Problema (penyimpangan dari apa yang dikehendaki dan direncanakan atau dituju)
3.Situasi si pengambil keputusan itu berada
4.Kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem)
5.Tujuan (apa yang diinginkan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).

Pendapat lain menegaskan bahwa langkah-langkah pengambilan keputusan ada enam, yaitu :

1.Mengidentifikasi suatu masalah
2.Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
3.Menciptakan pilihan-pilihan
4.Menilai pilihan-pilihan
5.Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran
6.Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi dengan sasaran-sasaran (Drummond,1995:3)

Pengambilan keputusan yang efektif menjadi tolak ukur kepemimpinan yang efektif pula. Tetapi kepemimpinan efektif tidak hanya membolehkan diskusi diantara kelompok, tetapi juga mengizinkan mereka berpartisipasi dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Jika mereka tidak dilibatkan dalam kegiatan mendiskusikan persoalan yang relavan bagi mereka maka partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan tidak akan sukses.

      A.   Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen sekaligus memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan tersebut. Proses pengamblan keputusan dalam organisasi itu sendiri adalah terdiri dari kumpulan persilisihan beberapa orang yang mempunyai pendapat begitu juga dalam mengambil sikap yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Menurut Herbert A, Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga lagka utama, yaitu :

1.Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence", Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penulusuran kondisi lingkungan yag memerlukan pengambilan keputusan.

2.Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.

3.Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.

Sedangkan menurut para ahlim ilmuwan lainnya seperti Mintzberg koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan, yaitu :

1.Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.

2.Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.

3.Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

      B.   Jenis-Jenis Keputusan Organisasi

a). Gaya Direktif
      Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

b).  Gaya Analitik
      Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

 c). Gaya Konseptual
      Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

d). Gaya Perilaku
      Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

      C.   Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan diantaranya :
     
      a.    Faktor Fisik
      b.    Emosional
      c.    Rasional
      d.    Praktikal
      e.    Interpersonal dan Struktural

Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.

Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui beberapa proses, diantaranya :
     
     1.    Identifikasi Masalah
     2.    Pengumpulan & Penganalisi Data
     3.    Pembuatan alternatif-alternatif Kebijakan
     4.    Pemilihan salah satu alternatif terbaik
     5.    Pelaksanaan Keputusan

Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.

      D.   Implikasi Manajerial

Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi pendidikan manajerialyang baik. Minimnya kemampuan kepala pendidikan akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam pengambilan keputusan yang dikeluarkan pendidikan terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan pendidikan.

Bahan atau metode Pengambilan Keputusan serta contoh kasusnya

Tiga Pengambilan keputusan (Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternatif untkmencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe, yaitu :

1.Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.

Contoh : Manajer produksi dari PT. Makmur selalu melakukan kegiatan atau aktifitas dengan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku produk perusahaan untk persediaan.

2.Keputusan setengah terprogram/setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram dan sebagian lagi berulang-ulang dqan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang detail.

Contoh : Pak Sudjono adalah seorang Manajer Keuangan di PT. Sejahtera. Pekerjaan pada divisi keuangan mewajibkan Manajer Keuangan harus pintar menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Sejahtera. Pada suatu hari PT. Sejahtera diharuskan menggati mesin di pabrik dan harus menghitung dengan pintar sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan di beli pada PT. Sejahtera tersebut agar tidak akan adanya kerugian pada perusahaan. Maka Manajer Keuangan harus melakukan tindakan atau keputusan yang tepat pada saat menginvestasikan barang ataupun keperluan perusahaan.

3.Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur yaitu Keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

Contoh : Pak Rangga adalah seorang Presiden Direktur PT. Nusantara Dia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat dan pemikiran yang sangat matang demi kelangsungan perusahaanya. Pengambilan keputusan yang dia ambil bedasarkan informasi pasar yang harus dia ketahui. Ambil contoh harga saham yang selalu berubah-ubah. Dia harus bisa mengatur keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada tahun berikutnya bisa selalu stabil.


Refrensi :
http://teoru.blogspot.com/2013/05/pengambilankeputusan-dalam-organisasi_445.html
http://yolandavanny.blogspot.com/2013/04/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://ayobelajarmanajemen.blogspot.com/2013/03/contoh-kasus-dalam-tipe-tipe-proses.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar