Apakah Anda tidak pernah melepaskan diri dari komputer,
laptop atau handphone 3G Anda? Apakah Anda seorang maniak internet? Kapanpun
dan dimanapun Anda berusaha untuk online demi berbagai macam kepentingan,
Padahal Anda tahu bahwa diri Anda bukanlah programmer, hacker, cracker,
pengembang web atau admin sebuah jaringan? Apakah Anda menjadikan jejaring
sosial sebagai satu-satunya media Anda untuk berinteraksi sosial? Serta Anda
melakukannya sepanjang hari Anda? Anda terlena dengan dunia maya dan melupakan
kenyataan diluar sana, jika ini semua yang Anda alami maka ketahuilah
kemungkinannya Anda sudah mengidap gangguan kecanduan internet.
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan
internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti
jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan
lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan
statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara
bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan
himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan
ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang
digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat
elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang
mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka
yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin
kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.
Ditemukan kasus di Amerika dimana seseorang harus tidak
lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan
untuk kasus didalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur
dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal
disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia).
Beberapa bentuk gejala kecanduan ditunjukkan dengan
kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja yang menurun, lesu
dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang terlibat dalam aktivitas
dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang berapa lama waktu yang
mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang
mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline mereka menjadi pribadi yang lekas
marah saat ada yang menanyakan berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk
berinternet.
Dr Ronald Pies, profesor psikiatri dari SUNY Upstate
Medical University, New York, mengatakan “Kebanyakan dari orang-orang yang
kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan, atau
orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk bertemu muka
dengan orang lain secara langsung.” Dari hal tersebut maka diketahui bahwa
kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam
dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengontol diri untuk
terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal
dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat sendiri telah
berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet.
kebiasaan yang tidak terkendali memang terkadang dapat menimbulkan petaka
tersendiri bagi diri kita, dengan tidak bisa mengatur lamanya durasi
berinternet, menghabiskan waktu dan menghancurkan semua tanggung jawab dalam
kehidupannya.
Internet bukanlah sebuah bencana, sebaliknya, jelas
internet telah membantu proses pencerdasan bangsa, mengubah dunia menjadi
sebuah kampung kecil, dimana jarak dan waktu tidak lagi menghambat penyebaran
informasi. Komunikasi antar manusia, walau jauh jaraknya, kini dengan adanya
berbagai jejaring sosial telah memudahkan interaksi. Internet telah menjadikan
dunia penuh dengan kemajuan, di desa dan di pelosok terdalam sekalipun dapat
mengikuti setiap detik perkembangan dunia, pemerataan informasi dan pengetahuan
semakin dirasakan nyata.
Kembali pada apa yang dilakukan seseorang dalam
menggunakan teknologi ini, apakah bermanfaat atau tidak? apakah baik atau
buruk? Perbandingannya, sebagai contoh, seperti ketika seseorang menghabiskan
24 jam nonstop, online demi mencari bahan untuk tugas akhir kuliahnya atau
informasi bisnis atau mungkin juga melakukan promosi toko online yang
dimilikinya, secara logika hal tersebut tidaklah ada salahnya, karena jelas
pengunaannya bermanfaat sesuai dengan tujuan dan pekerjaannya. Namun, jika
seseorang menghabiskan waktu untuk online untuk sekedar browsing selama 24 jam
nonstop, sekedar saja, sekedar menonton video porno, sekedar main judi online,
sekedar memainkan game online, sekedar kesenangan tak bermanfaat, kemudian meninggalkan
tanggung jawabnya di dunia non-maya dan tidak memiliki tujuan yang penting dan
berarti, maka ini diindikasikan sebagai gangguan atau sakit.
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, kebiasaan
berinternet yang sehat adalah dengan menyesuaikan jadwal dan juga kepentingan,
serta tidak melupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Walau kini dunia maya selalu saja menghadirkan inovasi-inovasi terbaru, yang
mana memungkinkan mereka yang tidak memiliki depresi berat, kecemasan atau
gangguan sosial untuk ketagihan melakukan kegiatan dalam dunia maya, dengan
demikian kebijaksanaan sebagai pengguna adalah dibutuhkan untuk mengimbanginya.
Banyak sekali manfaat yang telah diberikan internet
kepada manusia, banyak pengetahuan dan juga informasi disini yang dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan demikian maka kebijaksanaan
seseorang untuk menggunakan teknologi itu sendiri yang harus terus
dikembangkan, sehingga tujuan awal dari penciptaan teknologi yaitu guna
mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat benar-benar terwujud
dikemudian hari.
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/09/04/11040257/kecanduan.internet.ikut.rehabilitasi.saja
http://www.psychologytoday.com/articles/199803/trapped-in-the-web
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar